Mencari Teman Camping di Hutan Pinus




Tibalah di tepi kebun apel! Alhamdulillah… Duduk sejenak, menikmati semilir angin yang melambai. Seolah mampu membawa frame visualisasi apa yang telah saya lakukan saat berkeliling di antara pepohonan buah berwarna merah. Dua pekan ini sungguh sebuah perjuangan. Bukan hanya bagaimana mengatur jadwal belajar dengan urusan domestik. Tapi yang khas di pekan ini dan yang lalu adalah kondisi fisik saya. 

Kepala yang seolah tak bisa diajak kompromi, membuat saya harus benar- benar menata waktu. Inginnya menjadikan istirahat sebagai prioritas utama. Namun keluarga nyata dan pembelajaran di hutan kupu- kupu harus juga terus berjalan. 

Di pekan ini tantangan dari magika dan kunang kunang makin seru berlipat- lipat. Selain tetap melakukan tugas utama sebagai ulat, yaitu makan, saya juga harus mencari teman untuk diajak camping di hutan pinus. Ngeri sebenarnya jika harus seperti pekan lalu. Harus nonton go live beberapa kali. Dengan kondisi kepala dan isinya yang katanya suami, sepertinya mengalami overloaded. Namun bedanya dengan pekan lalu, untungnya di pekan ini banyak tampilan yang beririsan dengan peta belajar saya. Jadi mata ulat ini makinlah berbinar. Tak perlu bingung memilih go live yang belum tentu saya butuhkan. 

 Maka saya menonton tiga go live yang saya inginkan meskipun tetap saja berupa rekamannya. Yaitu: 
Daftar go live di hutan Kupu kupu buncek yang saya tonton pekan ini

Kemudian karena masih kurang, saya mencari sumber makanan di luar hutan. Saya menonton rekaman ig live BintanGo dan Rahardja Sapoetra yang bertajuk Seberapa Pentingnya Copy writing. 
IG Live BintanGo dan Rahardja Sapoetra


Pun saya melanjutkan menonton rekaman seminar online Copy writing Contek Abis Sampai Laris, di bagian jenis headline. 
Rekaman live Easy Copy writing, Contek Abis Sampai Laris


Sembari menonton dan merangkum (ya, ternyata untuk metode belajar dengan menyimak tayangan, saya harus benar- benar mengikat ilmu dengan menuliskannya. Untunglah saya sudah tahu cara memindah tulisan tangan menjadi ketikan di halaman google document. Jadi saya terbantu untuk tetap membatasi jam online. 



--Mencari Teman Camping--


 Nah di sela-sela 'makan', saya juga harus mencari teman untuk camping. Saya menargetkan hari Rabu harus selesai bergerilya. Kemudian hari Jumat adalah batas menerima data untuk segera diolah di hari Sabtu. Beberapa teman di grup merasa bahwa PDKT duluan itu sedikit aneh. Tapi saya sih yakin aja. Karena itu membantu saya. Jadi langkah pertama adalah saya meninggalkan komentar saat magika release video petunjuk tugas. 
Teman pertama sampai keenam

Alhamdulillah ada yang merespon. Kemudian di hari Rabu pagi, saya membuka link rekap setoran jurnal dan memilih secara acak, per regional, jurnal yang dibuat lewat facebook. 
Cara saya nembak duluan😂

 Mengapa facebook? Sebab sebenarnya sebelumnya ada satu teman yang memperkenalkan diri dulu melalui media Facebook messenger . Jadi sekalian, saya gunakanlah Facebook. 
Cara 'menjajakan diri' dengan ilmu copas ke sana-sini 😷
Teman ketujuh sampai kedua belas


Ohya, saya juga menghubungi lewat WA dan IG sih. Ada tiga nama yang mencuri perhatian saya sejak lama. Alhamdulillah, mayoritas teman mau menjalin percakapan lebih intens. Meski ada pula yang hanya berbincang seperlunya, tukar menukar data kemudian sudah. Sebaliknya ada beberapa teman yang bahkan berlanjut membahas topik di luar perkuliahan. Dan dua diantaranya sekarang bareng saya, sedang dalam proses pembuatan buku antologi. 
Teman ketiga belas sampai keenam belas


Sungguh mengasyikkan memiliki teman baru dengan cara unik ini. Andai saya tak memiliki waktu terbatas, ingin rasanya menjalin obrolan lebih dalam dengan yang lainnya pula.

Berikut  adalah visualisasi pencapaian pencarian teman baru yang saya lakukan:

Tabel data teman camping

Keluarga Penayang Go live yang difavoritkan teman-teman

Bismillahirrahmanirrahim, siap berangkat camping!

#institutibuprofesional
#hutankupucekatan
#tahapulat
#virtualcampmagicalforest

Komentar

Postingan populer dari blog ini

No Hoax dengan Copywriting yang Optimal

5 Langkah Kecil Mewujudkan Lingkungan Inklusif

Lebih Mudah dan Murah, Cobalah Healing by Writing