Saya Penyintas dan Saya Berdaya untuk Berkarya
Ada yang salah dengan sambungan sel-sel syaraf otak saya, hingga di awal tahun 2018 saya harus terbaring di rumah sakit selama empat hari. Pengalaman pertama kali opname itu memang sudah terlewati. Namun masih ada efek tak mengenakkan dalam raga ini. Walau penyakit ini tak nampak nyata di badan, saya merasa kurang nyaman berinteraksi dengan orang. Selain memori yang teracak-acak hingga sebagian nampaknya hilang, saya mendapat kesulitan dalam berkomunikasi. Ingin mengutarakan, namun bingung menemukan kata yang pas. Apalagi jika kondisi ngedrop, pikiran seolah 'kosong'. Jauh skenario dari dialog yang terucap. Terkadang ingin mengucap satu kata, ternyata yang keluar justru kata lainnya. Ya Allah. Pun saat ingin menulis. sebelum sakit, kegemaran saya ini mampu mewujudkan kolaborasi apik antara otak dan tangan, sehingga ide mudah sekali dieksekusi jadi cerita. Kenyataan yang terpampang, setelah sembuh saya malah kesulitan. Padahal saya sedang mengikuti kuliah online