Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

Jurnal Puasa Pekan #3

Gambar
  Hi, buddy. Semoga engkau berkabar baik selalu ya. Entah itu di hati maupun di bodi. Terimakasih surat cintanya. Sudah kubaca dan, I've said… "Loh, kok sama!" Hihihi. Buddy bilang kalau pekan ini mengalami kelelahan dan sedang tak ingin bercerita banyak. Sama, hari ini aku juga begitu. Rasanya jatah berkata-kata sudah habis. Karena riuhnya otak memproduksi kata kata, sekaligus usaha meredam emosi negatif karena kenyataan yang terhampar. Ohya, Buddy tanya aku ikut apa? Bukannya aku sudah cerita? Oke, aku akan bercerita lagi. Betapa skenario Allah itu sungguh luar biasa untukku. Jadi,ketika harus menjalani tantangan tahap kepompong, kebetulan saya dapat tawaran. Yaitu bekerja dalam tim optimalisasi website dari sebuah biro wisata. Teman sekolahku yang mengajak. Dia berperan sebagai tukang menaikkan rating di mesin peramban, sedangkan aku bertugas menulis copy dengn memperhatikan SEO. Namun, aku tidak boleh meninggalkan style menulisku, yang oleh temanku tulisanku disebut a

Sakit Gigi dan Dosa yang Berguguran di Bulan Ramadhan

Gambar
  Rasanya, duhh… Benar deh kata lagu, daripada sakit gigi lebih baik sakit di badan semuanya pergi. Ehh… Gigi geraham saya sakit lagi pagi ini. Setelah diam dan tenang selama dua bulanan. Sekarang nyeri lagi. Semakin menjadi, rasanya tak kuasa menahan tangis. Awalnya meringis. Lama kelamaan keluar air mata hingga akhirnya menggerung pelan.  Ada malu menelusup. Si kecil yang sedang bermain di dekat saya, menoleh takut. Saya sebenarnya tak ingin menangis di depannya. Namun keinginan ini kalah dengan nyeri yang menusuk lubang di gigi. Ya Allah… Saya pun dengan sadar menangis tersedu sedan. Berharap hal ini bisa mengurangi rasa sakit. Si kecil terlihat tetap bermain dengan sesekali menoleh melihat 'ekspresi menegangkan' ibunya. Saya paham, dia sedang bingung. Ingin menolong, tapi tak tahu harus berbuat bagaimana. Akhirnya dia tetap berada di dekat saya, namun tak berani menyentuh. Semakin tak kuasa, saya mengambil ponsel dan menelepon suami, yang masih mengantar si sulung. Saya ing

Sudahkah Bersyukur atas Dua Nikmat?

Gambar
 Kemarin malam adalah tarawih pertama saya di Jember untuk tahun ini. Suasananya syahdu. Beratap langit, bebas merasakan hembusan fasilitas pendingin alami. Saya berangkat bersama si bungsu. Dia bersemangat sekali, karena tahu akan bertemu dengan teman-temannya. Maklum, sudah sepekan kami bepergian. Jadi si bungsu yang berusia lima tahun ini sudah tak sabar bertemu 'geng'nya. Apalagi dia menggenggam mainan baru, siap untuk dipublikasikan kepada khalayak ramai:D Kami tak perlu menempuh jarak jauh. Sebab musholla tempat sholat tarawih, hanya berjarak tiga rumah. Jadi kami berjalan santai saja. Sesampainya di sana, shaf perempuan yang berada di luar ruangan mushola, sudah berlapis-lapis. Saya pun akhirnya memilih shaf paling belakang. Saat sholat hendak dimulai, datang seorang wanita sepuh dan langsung menggelar sajadah di samping kiri saya. Usianya sekitar delapan puluhan, namun perawakannya masih tegap dan jalannya tegas. Yang menarik perhatian saya adalah ketika sujud. Beliau m

Puasa Pekan #2, Tidur Tepat Waktu dan Perbekalan Menulis Cukup

Gambar
Alhamdulillah, pekan kedua sudah usai. Saatnya libur puasa dan merefleksikan apa yang telah dilakukan. Pekan kedua puasa saya sungguh berwarna warni. Sebagaimana warna badge yang saya dapat. Nyaris lengkap, tidak hanya warna tunggal saja. Diawali dengan melanjutkan kebiasaan di rumah, Alhamdulillah sudah terbiasa menulis sesuai target. Pun untuk bangun dini hari. Dan tidur sebelum pukul 22. Tantangan kemudian meningkat. Bulan ramadhan datang dengan tugas berupa masak sahur untuk saya. Jadilah saya harus bangun lebih awal lagi. Supaya bisa memiliki waktu untuk menulis juga memasak. Hari pertama lancar saja bangun pukul 01, dan tidak tidur setelah shubuh. Ternyata keesokan harinya, saya mengalami ngantuk akut di saat bangun tidur. Maka perjuangan sebenarnya adalah melawan rasa kantuk yang menggoda, supaya tetap bisa menulis. Dan saya kalah beberapa kali di poin ini. Akhirnya saya menurunkan standar. Meski itu artinya tujuan puasa syaa tak tercapai. Yaitu proses menulis saya tidak harus s