Menjadi Copy writer 'Yakk, sett! Jadi!'

 


Akhirnya aku mantap memilih satu telur merah. Yaitu telur merah yang paling membuatku bahagia. Apa itu? Aktivitas yang paling berhubungan dengan menulis. Copywriting. Aku memilihnya untuk berproses menemukan telur jingga. Berikut alasan yang membuatku mantap memilih copywriting:


Cerita lebih lengkap tentang bagaimana aku merumuskan strong why di atas bisa dibaca di:


Strong why ku memilih copywriting

Setelah menata hati mulailah aku mencari-cari lebih dalam. Sebenarnya apa sih copy writing itu. Hingga aku bisa menyimpulkan, ilmu apa saja yang harus dipelajari. Nah, itulah yang disebut telur jinggaku. 

Cerita Penemuan apa saja Telur Jinggaku

Setelah menemukan telur jingga, aku harus tahu bagaimana caraku belajar.

Dewa Eka Prayoga, pebisnis handal mengulas dalam salah satu tayangan di YouTube. Untuk menjadi copy writer handal dan produktif, seseorang harus menjalani tiga tahap.

Copywriting yang Menjual tanpa Berfikir ala Dewa Eka Prayoga

Sesuai dengan pendekatan NLP (Neuro Linguistik Programme). Inilah tiga tingkatan yang dimaksud:

  1. Inconscious Incompetent

Kondisi dimana seseorang tidak tahu dan tidak bisa. Masih blank tentang apa itu copy writing. Untuk naik ke level selanjutnya, kita perlu bertanya dan diberitahu

  1. Conscious InCompetent

Di sini seseorang mulai sadar bahwa dia tidak tahu. Sehingga dia berusaha untuk belajar supaya tahu. Maka naiklah ke level selanjutnya.

  1. Conscious Competent

Nah, seseorang mulai sadar dia mampu. Banyak pembelajar copy writing berhenti sampai di sini. Padahal ada level selanjutnya yang lebih baik.

  1. Inconscious Competent

Level tertinggi ini adalah kondisi dimana seseorang tidak sadar bahwa dia telah mampu. "Yaak, sett! Jadi! Yaak, sett! Jadi!" Kata pria yang disapa dengan kang Dewa ini. Jadi seseorang hanya butuh waktu singkat untuk menghasilkan tulisan bermutu. Tak perlu perjuangan lebih. Untuk naik dari level ketiga menjadi level ini, seorang copy writer perlu yang namanya latihan. Latihan apa? Menulis pastinya. Bahkan bisa jadi seseorang perlu 10000 jam terbang untuk bisa pada kondisi ini.


Nah, menelisik diri lagi. Sampai saat ini, aku ingin mencapai level tiga dulu. Namun tidak jadi masalah bila aku berharap suatu ketika mampu berada di level 'yakk, sett! Jadi!' alias level terakhir. Maka, belajar dan berlatih adalah kebutuhan.


Dengan segala kondisi, aku melakukan proses pembelajaran yang sesuai gayaku. Sehingga apa yang menjadi kebutuhan ilmu seperti yang kusebut sebelumnya, bisa terpenuhi dari proses belajar.


Di sini aku merasa bersyukur, berada dalam siklus pertemanan yang baik. Ada teman-teman yang rela menjawab bahkan membimbing proses pencarian ilmu tentang copy writing ini. Jadi aku sering melakukan diskusi melalui WhatsApp dengan teman yang memang sudah pakar di dunia online marketing. Tak hanya itu ada pula teman yang sudah mahir menulis. Dan tak kalah pentingnya, aku menghubungi salah seorang teman dengan masalah kesehatan yang sama denganku namun beliau baru saja menelurkan satu buku antologi. Maka belajar dengan berdiskusi adalah caraku.


Selain itu, aku juga suka mengumpulkan informasi. Menelaah, baru menanyakan pada mereka jika ada yang aku kurang paham. Bertanya pada yang sudah berpengalaman membuat aku lebih yakin pada keberhasilan. Ditambah dengan status teman dekat, maka tak sungkan diri ini mengganggu. Hehe.. Nah, darimana aku mendapat informasi-informasi? Kebanyakan dari sarana online. Dari mesin peramban, dari Instagram, dari YouTube. Namun aku harus tahu pemilik akun medsosnya, apakah memang benar pakar di bidang copy writing, kepenulisan, dan internet marketing. Misal akun Rahardjasapoetra, Dewa Eka Prayoga, dan sanggar caraka. Juga akun milik 'mentor'ku, the Jannah institute


Selain dari dunia maya yang diakses menggunakan dua jempol, aku juga berniat membaca lagi buku versi cetak yang  kupunyai namun lama tak kubaca.

Yaitu buku how to be smart writer karya Afifah Afra dan buku panduan PUEBI. Aku juga akan mengikuti online workshop yang membahas tentang internet marketing, dimana salah satu materinya adalah copy writing dan SEO.


Aku suka mendengarkan video karena bisa melakukan hal lain. Tapi hal ini harus diimbangi dengan mencatat apa yang didapat. Agar tidak hilang dimakan lupa. Aku juga suka membaca namun sama saja, perlu diimbangi dengan mencari poin penting sehingga lebih tahan lama dalam ingatan. Nah, sebagaimana saran kang Dewa, aku juga harus berlatih gila gilaan supaya produktif. One day one writing menjadi cara yang aku pilih untuk melatih kemampuan menulis dan mendongkrak produktivitas. Tak salah jika aku mengikuti Kelas Literasi Ibu Profesional (KLIP) yang mengharuskan aku menulis setiap hari minimal 300 kata.



Bismillahirrahmanirrahim, semoga Allah memberi kelancaran dalam proses belajarku menjadi copy writing yang 'yakk, sett! Jadi!'. Agar kebermanfaatan diri ini bisa semakin besar.

#institutibuprofesional #hutankupucekatan #lacakkekuatanmu #jurnalmainteluroranye


Komentar

Postingan populer dari blog ini

No Hoax dengan Copywriting yang Optimal

5 Langkah Kecil Mewujudkan Lingkungan Inklusif

Lebih Mudah dan Murah, Cobalah Healing by Writing