The Power of Giving dari Hutan Pinus Bunda Cekatan



Mellow.

Satu kata yang mewakili kondisi perasaan sepekan ini di hutan Pinus. Di awali dengan seorang teman baru hasil PDKT pekan lalu, yang ternyata belum saya masukkan jurnal. Mbak ini menanyakan kebutuhan belajar apa yang belum terpenuhi dalam peta belajar saya. Saya jawab dengan pede. Yaitu tentang hypno writing. Sayapun bertanya balik hal yang sama. 


Kabar kedua datang dari WAG kepala keluarga. Bahwa ternyata grup Keluarga harus dibubarkan. Fyuh.



Sedikit terobati ketika panduan jurnal turun. Ternyata benar, tugas pekan ini adalah memberi hadiah pada teman baru di camping ground. Semangat mulai menyala untuk membuat hadiah terbaik. 


Sebenarnya hanya diharuskan memberikan pada minimal tiga teman saja. Tapi saya seperti tak mampu. Jika harus memilih tiga dari tujuh belas teman saya. Akhirnya saya memberanikan diri untuk menantang diri, supaya bisa memberi sajian istimewa pada semua teman.


Strategi pun saya susun. Karena ada go live terfavorit, sayapun merencanakan membuat sebuah sajian. Untuk dibagikan pada teman- teman yang memiliki kesukaan yang sama. Yaitu go live dari manajemen emosi. Alhamdulillah, saya mudah membuat sajian. Karena sebelumnya telah membuat postingan tentang teknik healing dengan menulis ekspresif. Maka saya buat satu e-book tentang ini, dengan desain versi saya. 


Flyer ala saya juga terkirim untuk teman yang sedang belajar tentang target market dalam bisnis online.


Kemudian ada teman yang ingin belajar tentang Public Speaking dan menulis buku anak. Saya jadi teringat ada tayangan di hexagon virtual conference tentang kedua tema ini. Saya pun menyampaikan link terkait Public speaking dengan read aloud. Dan satunya tentang teknik menulis cerita anak.


Selanjutnya untuk teman yang suka memasak. Saya coba menyusun resep, perpaduan antara yang krusial dan sedang viral. Yaitu resep olahan bahan yang penting untuk otak dan dimasak tanpa minyak. Sekedar mencari info tentang jenis bahan sekalian kandungan nutrisi. Lalu mencari cara memasaknya. Belum sampai saya desain. Karena saya menargetkan harus beres semua hadiah di hari Kamis. Jadi saya hanya merapikan dokumen di gdoc saja.



Berlanjut pada teman yang memiliki keahlian menjahit. Saya mencoba mendesain e-flyer yang menunjukkan karya terbarunya. Untuk teman yang lihai mengilustrasi cerita anak, saya membuat satu cerita anak. 


Ohya, saya juga sempat berbelanja e-book tentang aktivitas bermain dan belajar anak serta tentang talent mapping.


Selain hadiah- hadiah di atas, saya juga mengirimkan karya e-book cerita anak bergambar yang pernah saya buat. Karya lama memang. Tapi dengan percaya diri, saya menganggap teman-teman belum pernah membacanya. Padahal ketiga karya itu sudah dipamerkan saat perhelatan Konferensi Ibu Pembaharu loh. Dan ternyata, siapapun teman yang saya beri, memang belum pernah mengetahui. Alhamdulillah, ini jadi jalan, karya saya bisa nambah pembaca. 


Hadiah- hadiah di atas memang terkesan sama, kurang spesial. Untuk itu saya mencoba mengemas dengan lebih manis. Saya tambahkan satu desain flyer untuk pengantar hadiah bagi masing-masing teman. Meski satu kartu, tapi saya berusaha menulis nama mereka satu persatu. Sebagai wujud saya ingin membuatnya lebih istimewa bagi tiap- tiap teman. 



Namun, saya tak bisa memerinci satu persatu siapa dapat apa. Supaya rasa spesial tidak luntur😊.


Harapan saya, semoga semua hadiah yang terkirim sekedarnya benar- benar membawa manfaat untuk penerimanya.


Begini ini ya the power of giving. Menyiapkan hadiah menjadi semacam cara mengisi Tangki Kebahagiaan. Apalagi ketika membaca apresiasi teman- teman. Meskipun hadiah saya sederhana, ternyata mereka menyambut dengan luar biasa. Doa- doa terucap untuk saya. MasyaaAllah,hati jadi makin mellow.



Aamiin Allahumma aamiin. Terima kasih ya Allah, atas kesempatan bersilaturrahim dengan penuh kasih ini. 




Saya jadi berbunga- bunga ketika ternyata teman- teman mengirim balasan. Alhamdulillah, tabarokallah, semoga Allah membalas kebaikan mereka dengan kebaikan yang berlipat. Dan persahabatan kami jadi semakin penuh kasih sayang. Sebagaimana dhawuh Rosulullah, 


“Salinglah memberi hadiah, maka kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari


Dari proses di pekan ini pula, kita bisa membuktikan the miracle of gift.

Saat kita memberi hadiah, sebenarnya kita sedang mempersiapkan kebahagiaan untuk kita sendiri. Termasuk untuk meningkatnya kecerdasan interpersonal kita. 


Ohya, setelah ini semua selesai, saya menghadiahi diri sendiri. Karena sudah mengalami hari- hari penuh gejolak fisik dan perasaan. Apa tu?

Garang Asem khas Tuban🤭
Warna dan pedasnya jauh beda sih.
Tapi tetap wenak. Alhamdulillah

Lalu, apakah pekan ini hanya berkutat dengan hadiah? Tidak dongs. Belajar tetap jalan. Kompas tetap terpasang. Inilah makanan saya pekan ini:




Alhamdulillah, cukup untuk pekan ini. InsyaaAllah siap melaju di pekan berikutnya!

#institutibuprofesional
#hutankupucekatan
#tahapulat
#virtualcampmagicalforest


Komentar

Postingan populer dari blog ini

No Hoax dengan Copywriting yang Optimal

5 Langkah Kecil Mewujudkan Lingkungan Inklusif

Lebih Mudah dan Murah, Cobalah Healing by Writing