SALJU GURUN
SALju guRUN
Di lingkungan gurun yang serba serupa, untuk apa lagi menjadi kaktus. Sekalipun hijau warnamu, engkau tersebar dimana-mana. Tak ada yang menangis rindu jika kau mati layu.
Di lansekap gurun yang mahaluas, lebih baik tidak menjadi oase. Sekalipun rasanya kau sendiri, burung yang tinggi akan melihat kembaranmu di sana-sini.
Di tengah gurun yang tertebak, jadilah salju yang abadi. Embun pagi tak akan kalahkan dinginmu, angin malam akan menggigil ketika melewatimu, oase akan jengah, dan kaktus terperangah. Semua butir pasir akan tahu jika kau pergi, atau sekedar bergerak dua inci.
Dan setiap senti gurun akan terinspirasi karena kau berani beku dalam neraka, kau berani putih meski sendiri, karena kau…berbeda.
Cited from ‘Salju Gurun’ in ‘Filosofi Kopi’, Dee-1998
Without any changes
- Ketika aku mati layu, akankah semua menangis rindu?-
- Ketika aku merasa sendiri, akankah aku tetap aku?-
- Ketika pun aku menjadi salju, akankah aku menjadi inspirasi bagimu?-
(eph, 24 Maret 2007)
sumber: selaluriang.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih atas tanggapannya :)