Keajaiban Allah


Semua yang terjadi adalah atas kehendak Allah. Namun terkadang kita lupa akan hal ini. Sibuk mencari sebab-sebab tak pasti. Sampai lupa bahwa esensi semua ini bermuara dari kuasa Ilahi untuk mengatur kehidupan makhluk-Nya. Beberapa kisah di bawah ini mengajak kita kembali meraba pikiran, mengakui bahwa terkadang kita gemar menghakimi hal lain. Hanya untuk membenarkan diri ini. Padahal tetap, Allah lah muara semua alasan. Allah lah yang Maha Tahu apa yang terbaik untuk makhluk-Nya.

"....dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (at Taghabun:11)
dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Referensi: https://tafsirweb.com/10955-quran-surat-at-taghabun-ayat-11.html
dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Referensi: https://tafsirweb.com/10955-quran-surat-at-taghabun-ayat-11.html

---

Bibir Ndower


Aku tergelak saat menerima cerita dari salah satu wali murid.
Waktu itu si umi dan si anak berbincang tentang bibir si anak yang tiba-tiba ndower,
“Tuh, paling kamu kebanyakan makan jajan ber MSG, ya, sampai ndower begitu?”

Seorang ibu seperti si umi tadi pastinya was-was melihat bibir anaknya tak seperti biasa. Saat si umi mengoleskan madu, si anak dengan santai menjawab.

“Biar to, umi. Umi ndak usah khawatir. Bibirku kayak gini ini kan keajaiban Alloh!”


---

Bau trasi

"ustadzah kok kelas kita bau trasi sih?”
Hidung si ustadzah mulai beraksi. Iya ternyata, benar.

Namun, seandainya ustadzah itu mengungkapkan pembenarannya, maka adegan membenci trasi akan terjadi. Maka si ustadzah berkata dengan tak kalah semangat…

“Alhamdulillah, hari ini kita masih bisa membau lho.. Coba siapa yang hidungnya masih sehat pagi ini?”

Semua mengangkat tangan.
Beberapa menit kemudian, ternyata trasi tadi digunakan untuk sambal yang setelahnya tercium.

Ternyata bau ‘aneh’ tak jadi masalah lagi. Si ustadzah iseng bertanya..
“Nah, sekarang, siapa yang hidungnya bisa membau sambal teriakkan…
ALHAMDULILLAH, TERIMA KASIH ALLOH!”

Ouw... ternyata semua kompak, “ALHAMDULILLAH, TERIMA KASIH ALLOH!”

Hehe.. Sesuatu yang menjengkelkan pagi itu malah jadi jembatan untuk bersyukur buat mereka

---

Diingatkan Kucing

"Us, aku kalo di rumah minumku sambil berdiri”
“kenapa?”
“soalnya kalo di rumah kan ustadzah ndak tahu”
“Ye… masih ada yang lebih tahu, lo…”
“Alloh?”
Setelah ustadzahnya menganggukkan kepala, ikhwan yang tiap hari punya cerita seru yang harus disetorkan ke ustadzahnya ini berdiam diri. Hingga tiba-tiba…

“Us, pernah waktu aku minum sambil berdiri, ada kucing lewat di belakangku. Aku kuaget us!

-

-

-
"Eh paling kucing itu disuruh Alloh untuk mengingatkanku ya us?”

21 Juni 2009

sumber: blog kenanganselaluriang.blogspot.com


Anak-anak adalah makhluk Allah yang terkadang disepelekan oleh golongan yang berusia lebih tua. Anak-anak dianggap tidak tahu apa-apa dan kurang bisa apa-apa. Masih jauh di bawah para orang dewasa. Padahal tidak begitu. Kebersihan hati  adalah kelebihan mereka, yang di situ Allah memberi kemudahan bagi mereka menangkap hikmah-hikmah suci. Tak salah jika kisah mereka bisa jadi pembelajaran untuk kita, orang dewasa di sekeliling mereka.

Komentar

  1. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari setiap peristiwa ya..

    Menanamkan nilai-nilai moral dan keimanan kepada anak-anak..sungguh kegiatan yang mulia.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Iya, Mbak. Semoga kita sama2 jadi orang dewasa yang bijak untuk anak2 di sekitar kita. Aamiin

      Hapus
  2. Masya Allah. Ternyata kita harus membiasakan menilai sesuatu dari sisi yang lain ya. Ada nilai kebaikan yang bisa diambil dari setiap kejadian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar ya, Mbak. Dengan banyak berlatih, banyak baca, bisa mengasah kepekaan kita melihat dari sisi lain 😊
      Terima kasih, Mbak

      Hapus
  3. Subhanallah... Selalu ada hikmah dibalik cerita ya mba... Kadang kita masih kurang peka terhadap sesuatu yg ada disekitar kita

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak. Menjaga tetap peka ini yang butuh perjuangan... Makasih ya, Mbak

      Hapus

Posting Komentar

Terima kasih atas tanggapannya :)

Postingan populer dari blog ini

No Hoax dengan Copywriting yang Optimal

5 Langkah Kecil Mewujudkan Lingkungan Inklusif

Lebih Mudah dan Murah, Cobalah Healing by Writing