Lebaran Istimewa



Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat
(Segala puji bagi Allah yang dengan segala nikmat-Nya setiap kebaikan menjadi sempurna)


Allaahu Akbar, Allaahu Akbar, Allaahu Akbar  wa lillahil hamd.


    Hari yang ditunggu tiba. Idul Fitri 1441 H. Sempat penasaran, bagaimana rupa lebaran kali ini.
Perayaan di tengah wabah, yang tak pernah terjadi sebelum-sebelumnya.
Sungguh lebaran istimewa.


    Diawali dengan keputusan berat untuk patuh aturan tidak mudik. Lalu taat beribadah Sholat ied bukan di tengah massa yang banyak (kami sholat di mushola depan rumah. Jamaahnya hanya 20orang, tetangga-tetangga  yang sering bertemu. Sehingga kami tahu ini aman). Dilanjutkan dengan bermaaf-maafan di dalam rumah, silaturrahim ke tetangga kanan kiri depan belakang (yang pasti menerima tamu).  Lalu ke rumah keluarga penting. Yang turunan (misal misanan ibu mertua dari ibunya yang embahnya itu pakdenya adiknya bla-bla-bla), dilewati saja.


    Dari seharian ini tadi, ternyata banyak kisah tertangkap nuraniku. Ada yang terpaksa menyewa hotel untuk meninggalkan rumahnya, takut dolani. Ada juga yang berusaha tetap di dalam rumah, dan ketika tahu ada orang bergerombol hendak ke rumahnya, dia dengan kagok segera mengunci pintu. Ada anak yang mengirim bingkisan lebaran untuk orangtuanya. Ada pula sebaliknya, si anak menangis saat orangtuanya masih menyempatkan mengirim makanan khas lebaran plus baju baru untuk para cucu. Ada cerita tentang TKI yang tak bisa pulang, padahal di sana dia juga tidak bisa mencari nafkah untuk keluarga di tanah air. Terakhir, kemarin aku melihat sendiri bagaimana seorang ibu sepuh yang duduk di depan rumah, menatap lurus sambil ngemil koro. Usut punya usut, beliau menunggu anaknya yang tinggal di desa seberang bertandang. Sedangkan anaknya ternyata amat sangat mematuhi protokol kesehatan di saat lebaran. Tidak menerima tamu dan tidak kemana-mana


    Ternyata tak hanya aku yang merasa gimanaa gitu di lebaran kali ini. Masih ada banyak yang menahan rindu lebih berat. Rindu kampung halaman, rindu suasana akrab silaturrahim, dan rindu kehangatan persaudaraan wisudawan ramadhan


    Lebaran kali ini istimewa. 

Yang sama hanya status kita sebagai hamba Allah.

Wajib mensyukuri nikmat Allah berupa taufik untuk melakukan puasa, kemudahan untuk melakukannya, mendapat pembebasan dari siksa neraka dan ampunan yang diperoleh ketika melakukannya.


Atas nikmat inilah, seseorang diperintahkan untuk berdzikir kepada Allah, bersyukur kepada-Nya dan bertakwa kepada-Nya dengan sebenar-benarnya takwa.


Semoga kita bertemu ramadhan dan lebaran selanjutnya.

Tetap Istiqomah menjalani hari seusai lebaran.

Sehingga takwa ini kian hari kian tebal.




Taqobalallahu minna wa minkum

(Semoga Allah menerima amalan kami dan amalan kalian)



Jember, 1 Syawal 1441 H

Salam hangat, 

Candra, Eva, Alisha, Kia



Komentar

  1. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H..
    Semoga Allah menerima amal ibadah Ramadhan kita..
    Mohon maaf atas segala kekhilafan

    BalasHapus
  2. Wah disana masih bisa kumpul dan sholat bareng ya mba. Disini masih sosial distancing terlebih zona merah. H-1 mau lebaran aja, mau buka masjid dan mushola nunggu keputusan pemerintah. Yg tadinya mau buka di tutup lagi

    BalasHapus
  3. Taqabbal ta kariim, mohon maaf lahir batin ya mbak 😇

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih atas tanggapannya :)

Postingan populer dari blog ini

No Hoax dengan Copywriting yang Optimal

5 Langkah Kecil Mewujudkan Lingkungan Inklusif

Lebih Mudah dan Murah, Cobalah Healing by Writing